Sabtu, 02 September 2017

Belajar Creative Destruction


http://feb.uhamka.ac.id/entrepreneurship-creative-industries/ :

Konsep creative destruction, yang dikembangkan oleh Joseph Schumpeter (1883–1950).  Creative destruction adalah sebuah teori ekonomi tentang inovasi dan kemajuan.[1] Schumpeter menggunakan konsep tersebut untuk menjelaskan perkembangan kapitalisme Barat, di mana kemajuannya digerakkan dan ditransformasikan melalui  inovasi oleh para wirausaha (entrepreneurs) yang menjadi kekuatan jangka panjang dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi.[2] Dengan kata lain, mereka merusak tetapi dengan cara kreatif sehingga melahirkan inovasi. Contoh aktual adalah kemajuan di bidang ICT, teknologi usang diganti oleh teknologi baru, dan pasarlah di sini yang berbicara. Dan, demikianlah hal tersebut terus  terjadi.

Untuk pertama kalinya konsep industri kreatif  atau ekonomi kreatif muncul di Inggris. Departemen Kebudayaan, Media, dan Olah Raga pemerintah Inggris (DCMS)[3]  memetakan industri kreatif  ke dalam 13 sub-sektor, yakni: Periklanan, Arsitektur, Seni dan Pasar Barang Antik, Kerajinan Tangan, Desain, Fesyen, Software Hiburan Interaktif, Film dan Video, Musik, Seni Pertunjukan, Penerbitan, Software Layanan Komputer, TV dan Radio (DCMS 1998).[4] Pada tahun 2001, DCMC  mendefinisikan industri kreatif sebagai sektor industri di mana kreativitas, keterampilan, dan bakat individu merupakan potensi untuk mengembangkan kesejahteraan atau kekayaan dan kreasi kerja melalui antargenerasi dan kekayaan intelektual (DCMS 2001).


http://www.ayopreneur.com/entrepreneurship/apa-itu-qcreative-destructionq :


Creative Destruction’ awalnya ialah sebuah istilah paradoks yang diperkenalkan pertama kali dalam teori ekonomi di tahun 1942 oleh ekonom Austria Joseph Schumpeter (1883-1950). Ia menggunakan istilah itu untuk menggambarkan bentuk istimewa pertumbuhan ekonomi yang para entrepreneur utamanya masukkan dalam sistemn kapuitalisme/. Schumpeter berpendapat bahwa “creative destruction” merupakan awal persentuhan entrepreneur dengan inovasi radikal dalam sistem kapitalis yang merupakan kekuatan nyata. Inovasi radikal in berperan penting untuk meyokong pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang bahkan saat ia menghancurkan nilai dan prinsip ekonomi dalam perusahaan yang sudah mapan yang mungkin sudah menikmati sedikit kekuasaan monopoli sebelumnya.
Dalam pikiran Schumpeter, keuntungan bersih ekonomi dri inovasi radikal, meskipun penghancuran prinsip ekonomi yang sudah ada, ukurannya jauh lebih besar daripada jika inovasi radikal tidak pernah diperkenalkan. Sehingga istilah ‘penghancuran kreatif” menggambarkan sebuah proses penciptaan pertumbuhan bersih ekonomi dalam sistem kapitalis yang di dalamnya entrepreneur menciptakan lebih banyak nilai ekonomis dari inoasi radikla mereka daripada dibinisakan saat inovasi menggantikan dan mengambil alih cara yang sudah mapan dalam melakukan berbagai hal. Apa yang penting dalam pendapat Schumpeter ialah bahwaThe essential point to grasp is that in dealing with capitalism, we are dealing with an evolutionary process” .

Meskipun kurang puas dengan hasil yang diharapkan, Schumpeter yakin bahwa kapitalisme akhirnya akan dihancurkan oleh keberhasilannya sendiri dan bahwa ‘creative destruction’ hanya sebagian dari perkiraan masa depan kapitalisme. 

Lalu apa hubungan ‘creative destruction', entrepreneurship dan kapitalisme? Keberpihakannya yang besar pada kapitalisme dibangun atas alasan kapitalisme mendorong tumbuhnya entrepreneurship. Ia adalah salah satu ekonom pertama yang sungguh-sungguh mampu menjelaskan konsep tersebut dengan jelas. Teorinya menggambarkan peran entrepreneur yang lebih luas, yakni sebagai inovator, bukan hanya sebagai inventor atau pencipta. Ia menganggap entrepreneur melakukan lebih banyak hal daripada sekadar menemukan karena mereka memperkenalkan alat produksi baru, produk baru, dan bentuk perusahaan baru. Inovasi-inovasi ini, ia berargumen, membutuhkan banyak ketrampilan dan keberanian sebagaimana yang dibutuhkan dalam proses penciptaan.
 Contoh ‘creative destruction’ yang bisa kita temui dalam sejarah ialah dalam dunia transportasi. Saat kereta api mulai secara luas dipakai, industri dan pekerjaan yang berkenaan dengan perternakan kuda dan keledai secara kreatif dihancurkan oleh rel kereta api, yang  kemudian juga secara kreatif dihancurkan oleh mobil, yang kini juga mulai dihancurkan oleh pesawat jet yang lebih cepat.
Dalam dunia teknologi, kita bisa lihat ‘creative destruction’ dalam kasus CD dan iPod. CD telah dihancurkan secara kreatif oleh iPod. iPod membuat kegiatan mendengarkan dan menikmati musik menjadi lebih nyaman dan mudah sehingga tak diperlukan lagi baterai pengganti, pemutar CD yang besar dan berat atau membawa koleksi CD ke mana-mana. Kemunculan iPod memusnahkan CD secara bertahap dan menciptakan nilai ekonomis baru untuk iPod sekaligus menghancurkan nilai ekonomi CD. Namun secara keseluruhan, konsumen dan masyarakat umum kini secara ekonomis menjadi lebih baik dalam pemuasan kebutuhan yang lebih banyak hanya dengan sumber daya yang lebih sedikit. (*AP)

https://www.lyceum.id/bisnis/entreupreuner/teori-ekonomi-creative-destruction/ :

Creative Destruction awalnya ialah sebuah istilah yang paradoks. Yang diperkenalkan pertama kali pada teori ekonomi di tahun 1942 oleh ahli ekonom Austria Joseph Schumpeter (1883-1950). Ia menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan bentuk spesial dalam pertumbuhan ekonomi yang para entrepreneur utamanya masukkan dalam sistem kapitalisme. Joseph Schumpeter berpendapat bahwa “creative destruction” merupakan awal bertemunya entrepreneur dengan inovasi radikal dalam sistem kapitalis yang merupakan kekuatan yang nyata. Inovasi radikal ini berperan penting dalam meyokong pertumbuhan ekonomi dalam periode jangka panjang. Bahkan ketika ia menghancurkan nilai dan prinsip ekonomi dalam perusahaan yang sudah mapan sekalipun yang mungkin sudah menikmati sedikit kekuasaan memonopoli sebelumnya.

Dalam pikiran Joseph Schumpeter, keuntungan bersih ekonomi dari inovasi radikal, meskipun menghancurkan prinsip ekonomi yang sudah ada, ukurannya jauh lebih besar dibandingkan jika inovasi radikal tak pernah diperkenalkan. Sehingga istilah ‘penghancuran kreatif” menggambarkan sebuah proses penciptaan pertumbuhan bersih ekonomi dalam sistem kapitalis. Yang di dalamnya si entrepreneur menciptakan lebih banyak nilai yang ekonomis dari inovasi radikal mereka.  Apa yang penting dalam pendapat Schumpeter, ialah bahwa “The essential point to grasp is that in dealing with capitalism, we are dealing with an evolutionary process” .


http://www.investopedia.com/terms/c/creativedestruction.asp :

Creative destruction, a term coined by Joseph Schumpeter in "Capitalism, Socialism and Democracy" in 1942, describes the "process of industrial mutation that incessantly revolutionizes the economic structure from within, incessantly destroying the old one, incessantly creating a new one." This occurs when innovation deconstructs long-standing arrangements and frees resources to be deployed elsewhere. Since Schumpeter, the term has been adopted into many other contexts outside of economic theory.

Read more: Creative Destruction http://www.investopedia.com/terms/c/creativedestruction.asp#ixzz4rWrlXhsP
Follow us: Investopedia on Facebook


Tua, Kaya, & Bahagia (by Gede Prama)

TUA, KAYA, BAHAGIA

31 Aug 2017


“Long and fulfilling life is possible”, demikian pesan salah satu orang tua kaya sekaligus bercahaya di Barat bernama Denis Waitley. Menjadi tua, kaya, bahagia memang dambaan banyak sekali orang. Namun seperti mendaki gunung, tidak semua orang diberkahi untuk bisa sampai di puncak. Kendati demikian, tidak ada salahnya mempersiapkan stamina dan jalan setapak menuju ke sana.
Ada berbagai sebab di balik gagalnya manusia untuk sampai di puncak. Pertama, tidak sedikit manusia yang kehabisan energi bahkan tatkala umurnya masih muda. Kemudian berhenti berusaha. Kedua, tidak berhasil melihat arah dan visi akan masa depan yang akan dituju. Kalau pun ada arah yang terlihat dituju, sebentar-sebentar mereka mudah berubah. Sehingga habis waktu untuk memulai perjalanan dari awal lagi. Ketiga, persaingan berlebihan membuat banyak orang merasa terasing dalam tubuh sendiri. Ini menghalangi seseorang untuk sampai di puncak.

Untuk alasan inilah, sebagai orang tua yang terbukti hidupnya sudah kaya dan bercahaya, maka Denis Waitley menyarankan agar melihat ulang apa-apa yang disukai saat seseorang masih kanak-kanak. Lebih-lebih kalau apa yang disukai di masa kanak-kanak muncul lagi saat remaja dan dewasa. Kehidupan seperti memberi tanda tentang arah perjalanan yang mesti dituju.
Mengacu pada kehidupan Denis Waitley sendiri yang pernah menghasilkan maha karya berjudul “The psychology of winning”, Denis sendiri lahir dari sepasang orang tua yang tidak terlalu membanggakan. Tapi neneknya adalah sumber inspirasi yang paling sering ia sebut-sebut. Di tengah kesukaan neneknya berkebun, Denis sering mendengar pesan: “Anda bisa mengolah daun kering kekurangan dan ketidaksempurnaan menjadi bunga indah kebahagiaan”.
Dari situ pelatih banyak pemenang olimpiade ini mulai mengerti. Ternyata orang tua yang tidak membanggakan, beserta masa lalu yang buruk mirip dengan daun kering. Asal tahu cara mengolahnya, ia bisa menjadi bunga indah kebahagiaan. Itu sebabnya, Denis tekun sekali “mengolah” latar belakangnya, ketidakdewasaan orang tuanya, ketidaksempurnaan dirinya menjadi bunga kebahagiaan.
Di salah satu wawancara, orang tua kaya yang rendah hati ini mengaku, di awal karir ia sendiri pernah terjun ke profesi yang ia sangat benci. Bayangkan, seseorang dengan hati demikian lembut, suka menulis puisi, tidak pernah menyakiti teman, tapi karena harus punya pendapatan terpaksa menjadi pilot pesawat tempur lengkap dengan bom yang mematikan.
Seperti membenarkan rumus tua, di mana kupu-kupu tidak akan hinggap lama di tong sampah, Denis Witley juga tidak lama menjadi pilot pesawat tempur. Ia cepat pindah profesi menjadi pelatih kesuksesan banyak sekali atlit olimpiade. Di profesi inilah ia menemukan kembali masa kecilnya, sekaligus masa remajanya yang suka menasehati teman-teman dekatnya kemudian berhasil.
Tidak selalu mudah dan mulus tentu saja. Tapi setiap kali Denis berjumpa cobaan dan godaan, ia selalu ingat pesan neneknya: “Anda bisa mengolah daun kering kegagalan menjadi bunga indah kebahagiaan”. Dalam bahasa Neale Donald Walsch yang menulis buku Conversation with God, setiap kali Anda dicaci, selalu ingat kalau Tuhan sedang mengirim seorang malaikat penyelamat.
Dalam bahasa sederhana namun dalam, kombinasi antara kebahagiaan di saat ini dengan visi terang benderang akan masa depan, membuat benih-benih dari masa kecil mudah sekali bertumbuh indah. Jika kehidupan Denis Waitley acuannya, banyak sekali hal dalam hidup yang bisa dicapai kalau seseorang mengolah tiga bahan indah: “Benih dari masa kecil, tekun untuk selalu bahagia di saat ini, konsisten untuk melangkah ke masa depan”. Sebagai hasilnya, seseorang tidak perlu membuang terlalu banyak energi dalam kehidupan. Tidak terlalu sering tergoda untuk pindah jalur kehidupan. Yang terpenting, tidak tertarik dengan persaingan sebagai akar keterasingan.
Dalam bahasa indah Denis Waitley: “Life is a holy temple under construction”. Kehidupan adalah sebuah tempat suci yang sedang dibangun. Jangan mudah menyerah. Teruslah melangkah. Ukuran yang layak direnungkan, lihat kesehatan dan kebahagiaan orang-orang dekat. Jika orang dekat sehat dan bahagia, itu tanda langkah yang lewat sudah tepat, perjalanan ke depan mengarah pada arah yang meyakinkan. Inilah jalan menuju kehidupan yang tua, kaya sekaligus bahagia.
Penulis: Guruji Gede Prama.
Photo: Twitter @ramblingsloa.